Pansel PDAM Habiskan Rp250 Juta?

Pansel PDAM Habiskan Rp250 Juta?

Sekda Enggan Jawab, Dewan akan Cari Tahu Kebenarannya \"\"SUMBER– Proses seleksi calon direkturt PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon diselingi kabar tidak sedap. Ada dugaan panitia seleksi (pansel) sudah menghabiskan anggaran yang berasal dari PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon sebesar Rp250 juta, sementara kinerja panitia belum membuahkan hasil apa-apa. Berdasarkan data yang dihimpun Radar dari berbagai sumber, kemarin (5/3), selama kurun waktu satu hampir dua bulan ini pansel sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar. Untuk satu orang pansel, dikabarkan mendapatkan uang lelah sebesar Rp5 juta selama mereka bekerja menyeleksi peserta hingga terpilih satu orang direktur. Sejauh ini anggota pansel berjumlah 7 orang. Jika dikalikan Rp5 juta, berarti Rp35 juta. Sedangkan sisanya Rp215 juta belum jelas penggunaannya. Ketua Pansel Drs H Dudung Mulyana MSi enggan menanggapi kabar itu. Dudung menyerahkan sepenuhnya kepada Sekretaris Panse Drs H Sudarjo Adam MSi. Sayangnya Sudarjo juga belum memberikan jawaban. Beberapa kali dihubungi melalui sambungan telepon selular, mantan camat Susukan ini tak memberikan jawaban. Saat disambangi ke ruang kerjanya, Sudarjo ternyata sedang dinas keluar kota. Secara terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Tasiya Soemadi Al Gotas SE MM mengatakan akan melakukan penelusuran. Dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang seluruh anggota pansel guna mengklarifikasikan kabar tersebut. “Itu kan katanya, Insya Allah kalau tidak ada agenda DPRD, kita akan mengundang mereka kembali,” papar Gotas. Terkait rencana pansel akan berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Cirebon mengenai poin rangkap jabatan, Gotas, ia mengaku sudah menerima konsultasi tersebut. Ia menyebutkan, ada 3 hal penting yang perlu ditekankan oleh pansel dalam menyeleksi calon direktur. Pertama, medical check up untuk seluruh peserta harus dilakukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Kesehatan itu penting, jangan sampai direktur ini mengidap penyakit, ini akan berbahaya,” katanya. Kedua, calon direktur harus orang asli Kabupaten Cirebon sehingga ia mengerti budaya dan kultur masyarakat yang notabene pelanggan PDAM, sehingga ketika PDAM punya program sangat mudah menyampaikannya kepada masyarakat. “Terakhir, baru profesional,” ucapnya. Mengenai majunya Supirman SH alias Tong Eng, Gotas mengaku mendukung langkah politisi Partai Hanura tersebut. Dukungan tersebut dibuktikan dengan memberikan izin. “Saya kasih izin, kalau perlu jangan mundur. Mundur boleh dilakukan setelah dia terpilih menjadi direktur PDAM,” ujarnya. Di tempat terpisah, Ketua Komisi II Arief Rahman ST menampik kabar bahwa pansel telah mengeluarkan anggaran sebesar Rp250 juta. Arief mengaku mengetahui persis kinerja yang dilakukan pansel. “Untuk iklan berapa, untuk rapat berapa dan terakhir konsultasi berapa. Tidak mungkin sebanyak itu. Kabar tersebut tidak masuk dalam logika saya,” katanya. Namun, jika memang hal itu benar terjadi dan tak jelas pertanggungjawabannya, sambung Arief, berarti panitia melakukan pelanggaran. “Kalau itu benar, ya pelanggaran. Ya saya coba telusuri kebenarannya,” singkat Arief. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: